Puncak / Ppaua – Merah Putih Alkitab Papua menjadi saksi bisu dari sebuah peristiwa penuh haru dan sarat makna yang terjadi di Puncak, Papua Pegunungan.
Di tengah heningnya alam pegunungan dan kabut tipis yang menggantung, semangat nasionalisme dan ketulusan iman berpadu indah dalam sapaan damai antara prajurit TNI dan para pemuka gereja.
Pada 15 April 2025, Pos Pintu Jawa, Distrik Mage’abume, yang merupakan pos penjagaan Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 700/Wira Yudha Cakti, menjadi panggung kisah kebersamaan yang menyentuh hati.
Dua sosok pemuka agama, Pendeta Etinus Walia dari Kampung Komabaga dan Pendeta Pang Talenggen dari Kampung Geligi, datang membawa harapan dan permintaan yang menggugah: mereka ingin Sang Saka Merah Putih, bukan untuk disimpan, tetapi untuk dikibarkan dengan hormat di halaman gereja mereka.
Dalam suasana penuh penghormatan, permintaan itu tidak hanya dipenuhi oleh para prajurit, namun diperkuat dengan pemberian Alkitab.
Bagi para prajurit, ini bukan hanya tentang menjalankan tugas negara, tetapi juga membangun jembatan kasih antara negara dan masyarakat.
Letda Inf Risal, Danpos Pintu Jawa, menyampaikan, “Bagi kami ini lebih dari sekadar kegiatan pembinaan teritorial. Ini adalah bukti bahwa kehadiran TNI diterima dan dipercaya masyarakat. Ketika bendera dan Alkitab diminta dengan tulus, kami tahu bahwa ini tentang harapan dan kebersamaan.” Ungkapnya.
Pengakuan dari masyarakat lokal pun tak kalah menyentuh. “Kami datang dengan hati yang penuh hormat. Bendera Merah Putih akan kami kibarkan di gereja, agar jemaat tahu bahwa kami adalah bagian dari Indonesia, dan bahwa iman kami berjalan bersama cinta tanah air.” Kata Pendeta Etinus berkata,
Senada dengan itu, Pendeta Pang Talenggen menambahkan, “Alkitab dan Merah Putih, dua simbol yang berbeda tapi punya kekuatan yang sama: menyatukan. Kami bersyukur atas perhatian dan kasih dari para prajurit di sini.” Pendeta Pang Talenggen.
Apa yang terjadi di Pos Pintu Jawa menunjukkan bahwa di balik tugas menjaga perbatasan, ada nilai-nilai luhur yang terus dijaga oleh TNI: cinta tanah air, pengabdian, dan kemanusiaan.
Alkitab dan Merah Putih yang diserahkan bukan sekadar benda, tapi simbol pemersatu bangsa dan iman di tengah keanekaragaman Papua.
Masyarakat pun merasakan bahwa negara hadir bukan hanya dalam bentuk pengamanan, namun juga dalam bentuk kasih dan penguatan moral spiritual. Sinergi ini menegaskan bahwa damai tidak datang dari kekuatan senjata, tetapi dari tangan yang terbuka dan hati yang tulus.
Dengan berkibarnya Merah Putih di halaman gereja-gereja pelosok Pegunungan Papua, pesan yang sampai sangat jelas: bahwa Papua adalah Indonesia, bahwa iman dan nasionalisme dapat berjalan beriringan, dan bahwa TNI adalah mitra masyarakat dalam menjaga kehormatan dan kedamaian tanah air.
Di saat langit Timur berselimut kabut dan doa-doa dilantunkan dari balik altar sederhana, Merah Putih pun berkibar bersama Firman membentuk wajah Indonesia yang damai, bersatu, dan penuh kasih.
Sumber: Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti
Ingin produk, bisnis, atau agenda Anda diliput dan tayang di jateng.kabarngetren.com?
Silahkan kontak melalui email: kabarngetrn@gmail.com
Follow Official WhatsApp Channel KN Official untuk mendapatkan artikel-artikel terkini, Klik Di sini.
Yuk! baca artikel menarik lainnya di Google News.