Kabar Ngetren/Purbalingga – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, yang akrab disapa Tiwi, mengadakan pertemuan dengan para petani se-Kecamatan Kaligondang dalam acara “Bupati Sambang Tani” yang berlangsung di Aula Desa Selanegara. Acara ini menjadi ajang bagi Bupati Tiwi untuk mendengarkan langsung keluh kesah para petani sekaligus memberikan solusi nyata atas berbagai tantangan yang dihadapi, guna meningkatkan produktivitas sektor pertanian di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan ini, Bupati Tiwi menyoroti berbagai tantangan yang semakin kompleks di sektor pertanian, salah satunya adalah regenerasi petani.
“Dari tahun ke tahun, sektor pertanian secara global makin banyak tantangannya. Salah satunya terkait regenerasi petani,” ungkapnya pada Rabu, (14/8).
Bupati Tiwi mengkhawatirkan minimnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Menurutnya, jika kondisi ini dibiarkan, dalam 10-20 tahun ke depan, pemenuhan kebutuhan pangan di Purbalingga bisa terganggu. Untuk itu, ia mendorong para kepala desa dan penyuluh pertanian agar lebih aktif dalam membentuk komunitas pemuda tani di setiap desa.
“Saya mendorong kepada bapak/ibu kepala desa dan rekan-rekan penyuluh agar masing-masing desa punya pemuda tani. Jangan cuma ada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT), tapi didorong kepriwe carane (bagaimana caranya, red) agar pemuda tani dibentuk basisnya dari desa,” ujar Bupati Tiwi, menekankan pentingnya keberadaan pemuda tani dalam memastikan kelangsungan sektor pertanian.
Selain isu regenerasi petani, Bupati Tiwi juga menyinggung masalah pengairan lahan pertanian di Kecamatan Kaligondang. Menyadari pentingnya irigasi yang memadai bagi keberlangsungan pertanian, ia menegaskan bahwa Pemerintah Daerah Purbalingga akan melanjutkan proyek strategis nasional, yaitu pembangunan Irigasi Slinga yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo. Setelah proyek ini rampung, pemerintah daerah akan menindaklanjuti dengan pembangunan jaringan irigasi tersier.
“Nanti, setelah pembangunan Irigasi Slinga selesai, pemerintah daerah akan menindaklanjuti dengan pembangunan sambungan/jaringan irigasi tersier,” tegasnya, memberikan harapan kepada para petani akan tersedianya pasokan air yang lebih baik di masa mendatang.
Menanggapi keluhan terkait alat mesin pertanian (alsintan) dan modal yang dihadapi oleh beberapa Gapoktan, Bupati Tiwi menjanjikan bahwa pemerintah akan menginventarisir Gapoktan yang belum pernah menerima bantuan. Mereka akan menjadi prioritas dalam pemberian bantuan. Selain itu, Bupati Tiwi juga menyebutkan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan bantuan dana hibah pertanian (dana stimulan) dengan nominal antara Rp 10-30 juta yang bisa diakses oleh Gapoktan yang membutuhkan. Proposal dapat diajukan melalui Dinas Pertanian Purbalingga.
“Untuk mendukung produktivitas pertanian, pemerintah daerah telah menyiapkan bantuan dana hibah pertanian (dana stimulan) yang nominalnya berkisar mulai dari Rp 10-30 juta. Dana ini bisa diakses oleh seluruh gapoktan yang membutuhkan dengan membuat proposal yang ditujukan kepada pemerintah daerah melalui dinas pertanian,” terang Bupati Tiwi.
Sementara itu, Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kaligondang, Haryoko, mengungkapkan bahwa pertanian di Kecamatan Kaligondang menghadapi berbagai tantangan, termasuk serangan hama wereng cokelat dan tikus, banjir musiman di lahan sawah Desa Penolih dan Cilapar, serta kekurangan air untuk lahan persawahan. Sebagai solusi sementara untuk masalah air, pihaknya telah melakukan pompanisasi dan berharap bantuan irigasi perpompaan dan sumur bor dengan tenaga surya gratis dari pemerintah daerah dapat terealisasi pada tahun depan.
“Untuk mengatasi persoalan kekurangan air saat ini kami telah melakukan pompanisasi. Berharap tahun depan petani kita mendapat bantuan irigasi perpompaan dan sumur bor dengan tenaga surya gratis dari pemerintah daerah,” ungkap Haryoko.
Sumber: tha/prokompim, editor: eFHa.