Jateng KN – Kadir Srimulat, pelawak senior yang namanya melejit di era 1980 hingga awal 2000-an, kini mengalami masa sulit. Nasibnya cukup memprihatinkan, mengingat dulu ia hidup bergelimang harta dan kerap tampil di layar kaca sebagai aktor komedi. Namun, sudah lima tahun terakhir ini, Kadir tidak mendapatkan pekerjaan dan harus menjual aset-aset berharganya demi bertahan hidup.
1. Perjalanan Karier Kadir Srimulat
Pemilik nama asli Mubarak ini lahir di Lumajang, Jawa Timur, pada 3 September 1951. Karier Kadir mulai menanjak pada tahun 1980-an berkat perannya dalam film layar lebar “Cintaku di Rumah Susun.” Kesuksesannya di dunia hiburan membuat hidupnya sangat berkecukupan.
2. Sempat Sakit Parah
Namun, roda kehidupan terus berputar. Setelah melalui masa jayanya, Kadir Srimulat mengalami masa sulit ketika terkena serangan jantung saat sedang syuting pada tahun 2001. Dokter menyarankan untuk memasang ring jantung, tetapi Kadir memilih vakum dari dunia hiburan untuk memulihkan kesehatannya.
3. Sudah 5 Tahun Menganggur
Sejak memutuskan vakum, Kadir Srimulat mulai terpuruk. Ia mengaku sudah lima tahun tidak mendapatkan pekerjaan. Dalam kurun waktu itu, ia harus menjual rumah, mobil, hingga tanahnya demi bertahan hidup.
4. Jual Rumah, Tanah hingga Mobil
Aset-aset yang dibelinya dari hasil kerja keras di dunia hiburan kini telah habis. “Terakhir di Tambun jual tanah nilainya cukup tinggi fantastis. Karena mobil saya sudah habis, sebagian buat beli mobil, pasang ring, terus saya belajar bikin warung makan,” ujar Kadir.
5. Rindu Kembali ke Dunia Hiburan
Kadir juga mengungkapkan kerinduannya terhadap dunia hiburan. Namun, ia menyadari usianya yang sudah tidak muda lagi membuatnya sulit untuk kembali. “Kalau dibilang rindu tetap rindu, tapi apa mungkin saya bisa kembali jadi muda lagi? Sekarang tinggal bertahan, mempertahankan kesehatan, mempertahankan apa yang saya punya. Mudah-mudahan tidak seperti dulu, saya jual-jual gitu,” tuturnya.
Saat ini, Kadir Srimulat berharap bisa mempertahankan kesehatannya dan menjalani hidup dengan lebih baik. Keadaannya yang kini serba sulit tidak mengurangi semangatnya untuk tetap bertahan dan berharap yang terbaik di masa mendatang. (Thid)