Wonogiri – Minggu, 7 Juli 2024, warga Dusun Gesing RT 03 RW 05, Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menggelar kegiatan rutin tahunan untuk memperingati bulan Suro.
Acara ini merupakan tradisi yang telah dilakukan turun-temurun oleh masyarakat setempat sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap leluhur.
Acara ini melibatkan seluruh warga Dusun Gesing, tanpa terkecuali. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua turut serta dalam kegiatan ini.
Kehadiran para sesepuh desa juga menjadi hal yang penting, karena merekalah yang memimpin jalannya acara dengan doa-doa dan sholawat.
Kegiatan dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Setelah doa, acara dilanjutkan dengan pembacaan sholawat, menciptakan suasana khidmat dan religius.
Doa-doa ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan, kesehatan, dan keberkahan bagi seluruh warga dusun.
Setelah doa dan sholawat, acara dilanjutkan dengan makan bersama yang menjadi momen puncak dari kegiatan ini.
Keunikan dari makan bersama ini adalah setiap keluarga membawa makanan dari rumah mereka masing-masing.
Makanan-makanan tersebut kemudian dikumpulkan di tengah perempatan dusun dan dibagikan kembali kepada warga secara acak.
Cara ini tidak hanya menambah keakraban antarwarga, tetapi juga mengajarkan kebersamaan dan saling berbagi.
Acara ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Suro, yang merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa.
Untuk tahun ini, kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Juli 2024, di perempatan Dusun Gesing.
Lokasi ini dipilih karena merupakan titik tengah yang mudah dijangkau oleh seluruh warga dusun.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pelestarian budaya dan tradisi leluhur yang telah ada sejak zaman dahulu.
Selain itu, bulan Suro dianggap sebagai bulan yang sakral dan penuh makna bagi masyarakat Jawa.
Memperingati bulan Suro dengan kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan membangun kebersamaan yang kokoh.
Makanan yang dibawa oleh warga juga beragam, mulai dari nasi tumpeng, lauk-pauk, hingga aneka kue tradisional. Ketika acara dimulai, semua warga sudah berkumpul di perempatan dusun dengan membawa makanan mereka.
Setelah doa dan sholawat, makanan-makanan tersebut diletakkan di tengah perempatan dalam sebuah lingkaran besar.
Warga kemudian duduk melingkari makanan-makanan tersebut dan menunggu giliran untuk mengambil bagian mereka.
Sistem pembagian makanan secara acak ini menambah keseruan acara, karena setiap orang bisa mendapatkan makanan yang berbeda dari yang mereka bawa.
Acara ini selalu berhasil menciptakan suasana kebersamaan yang hangat di antara warga Dusun Gesing Desa Ploaso.
Melalui kegiatan ini, warga tidak hanya merayakan bulan Suro, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa solidaritas.
Tradisi ini juga menjadi ajang untuk mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan saling berbagi kepada generasi muda.
Kegiatan rutin tahunan ini menjadi bukti nyata bahwa budaya dan tradisi leluhur masih sangat dijaga dan dihormati oleh masyarakat Jawa, khususnya di Dusun Gesing.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, warga Dusun Gesing berharap tradisi ini akan terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya. (Nss)