Kabar Ngetren/Purbalingga – Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen untuk mengurangi angka stunting sesuai dengan instruksi pemerintah pusat. Melalui Dinas Kesehatan, Pemkab menargetkan prevalensi stunting turun menjadi satu digit pada tahun ini. Data hingga akhir Juli 2024 menunjukkan bahwa angka stunting di wilayah pelayanan Puskesmas Karangmoncol telah mencapai 9,48 persen.
Dalam acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Kader Kesehatan Karangmoncol yang diadakan di Lapangan Desa Baleraksa pada Jum’at, (2/8), Wakil Bupati Sudono mengungkapkan apresiasi terhadap upaya penurunan stunting di Purbalingga, khususnya di Kecamatan Karangmoncol. Ia mengakui peran penting dari kader kesehatan dan semua pihak terkait dalam pencapaian tersebut.
“Terima kasih atas kerja keras para kader kesehatan dan stakeholder yang telah berkontribusi menurunkan angka stunting di Karangmoncol menjadi satu digit sesuai target Pemerintah Kabupaten Purbalingga,” ujar Sudono.
Wabup berharap seluruh kader kesehatan dan stakeholder terus bekerja sama untuk melanjutkan pencapaian ini dan mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam sektor kesehatan ibu dan anak.
Di Kecamatan Karangmoncol, Desa Tamansari mencatat penurunan angka stunting yang paling signifikan, yakni 6,3 persen, dengan 30 anak dari 478 anak yang masih tergolong stunting.
Bidan Desa Tamansari, Siti Marfuah, menjelaskan bahwa penurunan angka stunting di wilayahnya didukung oleh alokasi anggaran Dana Desa untuk penanganan stunting dan ketahanan pangan. Selain itu, keterlibatan organisasi Islam perempuan seperti Fatayat NU dan Aisyiyah juga berperan penting.
“Dukungan desa meliputi fasilitasi kelas ibu hamil, kelas balita, serta kerjasama dengan Fatayat dan ‘Aisyiyah dalam sosialisasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),” tutup Marfuah.
Kegiatan ini menyoroti upaya signifikan yang dilakukan oleh Pemkab Purbalingga dalam mengatasi masalah stunting, dan menunjukkan hasil positif yang dicapai berkat kerjasama dan dukungan berbagai pihak.
Sumber: tha, editor: eFHa.